Nabi Musa menikahi anak gadis Nabi Syu’aib bernama Shafura. Dari sinilah berawalnya turunnya wahyu dan mukjizat Allah SWT kepadanya. Dalam pernikahan tersebut terdapat sebuah perjanjian yang mengharuskan Nabi Yusuf bekerja untuk Nabi Syu’aib selama 10 tahun. Ternyata criters, Sepuluh tahun waktu yang dihabiskan oleh Nabi Musa bekerja untuk Nabi Syu’aib di Madyan merupakan suatu ketentuan yang dirancang oleh Allah SWT. Karena sebelum datangnya wahyu itu perlu adanya persiapan mental dan moral, dari situlah Nabi Musa memperkuat diri untuk menerima wayu yang datang langsung dari Allah tanpa perantara seorang malaikat.

 Mukjizat Nabi Musa


Pada akhirnya, datang waktu Musa memutuskan kembali ke Mesir. Meski tahu berbahaya bagi keselamatan dirinya dan istrinya, Musa tetap memutuskan melakukan perjalanan.

Musa mulai mendapatkan kesulitan karena sempat tersesat. Tapi karena tersesatnya itu, ia melihat sebuah api. Lalu ia berfikir ingin mendapatkannya untuk dijadikan obor penerang jalan. Musa meninggalkan istrinya sebentar untuk mendapatkan api itu. Namun tiba-tiba saja, Musa mendengar sebuah suara dari api tersebut yang ternyata wahyu dari Allah SWT.

“Maka tatkala dia tiba di (tempat) api itu, diserulah dia: ‘bahwa telah diberkati orang-orang yang berada di dekat api itu, dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Dan maha suci Allah, Tuhan semesta alam’. (Qs. 27 : 8)

Lalu Allah berfirman kepadanya: Sesungguhnya aku inilah Tuhanmu, maka tinggalkanlah kedua terompahmu (sendal), sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa’ (Qs. 20 : 12). Lembah tempat nabi Musa as berdiri adalah lembah Thuwa’. Nabi Musa as meletakkan kedua tangannya di atas kedua matanya karena saking dahsyatnya cahaya. Nabi Musa as ruku dan melepas kedua sandalnya, kemudian Allah SWT kembali berkata:

“Dan aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain aku, maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku. Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang. Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap tipa dari itu dibalas dengan apa yang diusahakan. Maka sekali-kali janganlah kamu dipalingkan darinya oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu binasa. “(Qs. 20 : 13 – 16)

Allah bertanya tentang apa yang dipegang oleh Musa (Tongkat) dan menyuruhnya untuk melemparkan benda tersebut ketanah. Dengan kebesaran Allah, tongkat itu berubah menjadi ular. Tongkat ini jugalah awal dimana Allah menyerukan Nabi Musa untuk menemui Fir’aun. Ini lah mukjizat pertama Allah kepada Musa As.

“Dan lemparkanlah tongkatmu,” maka tatkala (tongkat itu menjadi luar) dan Musa melihatnya bergerak-gerak seperti seekor ular yang gesit. Larilah ia berbalik kebelakang tanpa menoleh. “Hai Musa, janganlah kamu takut, sesungguhnya orang menjadi rasul, tidak takut di hadapanku.” (Qs 27 :10)

Kemudian Allah SWT memerintahkannya untuk pergi menemui Firaun dan berdakwah kepadanya. Dengan adanya ketakutan, Nabi Musa berdoa kepada Allah agar diberi kemudahan dan kekuatan.

Dalam melaksanakan dakwahnya. Allah pun menjamin keselamatan utusannya dengan berjanji tidak ada seorang pun yang bisa menyakiti Musa.

Allah SWT berfirman:

“Maka datanglah kamu berdua kepadanya (firaun) dan katakanlah : “sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah kamu menyiksa mereka.” (Qs. 20 : 47)

Berdua disini maksudnya bersama Nabi Harun criters. Ya, seperti diceritakan dalam kisah nabi Harun, Nabi Musa memang secara khusus meminta kepada Allah SWT agar saudaranya Harun diangkat menjadi Nabi untuk membantunya berdakwah karena keunggulannya fasih dalam berbicara/berdakwah.

Maka dari itu, Nabi Musa menjelasakan kepada Fir;aun tentang siapa sebenarnya Allah SWT, tentang Rahmat-Nya, tentang surga-Nya, dan tentang kewajiban mengesankan-Nya dan menyembah-Nya. Namun Fir’aun malah mengejek Musa dan berkata bahwa nabi Musa as adalah tukang sihir.

Lalu Fir’aun mengumpulkan tukang-tukang sihirnya, untuk bertanding melawan nabi Musa as di suatu area yang telah ditentukan waktu dan tempatnya. Di antara mereka ada yang melemparkan tali, tongkat, maka berubahlah tongkat dan tali itu menjadi ular yang menjalar. Lalu nabi Musa merasa takut, karena telah dikelilingi ular-ular yang berbisa.

Lalu Allah memerintahkan kepada Musa dengan firmanNya:

“Lemparkanlah tongkat yang ditangan kananmu, nanti berubah menjadi ular yang besar yang akan menelan segala perbuatan mereka itu, sesungguhna kerja mereka itu adalah tipu daya tukang sihir saja dan sekali-kali tidaklah akan menang tukan sihir itu, meskipun bagaimanapun juga.”

Akhirnya semua ahli sihir termasuk istri Fir’aun, Siti Aisah tunduk kepada Nabi Musa. Karena melihat tukang sihirnya dan istrinya telah beriman kepada nabi Musa, Fir’aun dirasuki arah yang begitu besar sehingga isterinya disiksa hingga meninggal, demikian juga orang-orang yang iktu beriman kepadanya disiksa dengan sangat berat.

Sadar kondisi tidak terkendali, Akhirnya nabi Musa as bersama-sama orang yang beriman pergi keluar dari mesir. Tapi Fir’aun dan pasukannya yang tidak terima, mengejar Nabi Musa hingga ke laut merah.

Disitulah, datang mukjizat Allah lainnya kepada Nabi Musa. Dengan kebesaran dan izinnya, Allah memerintahkan Musa untuk membelah lautan dengan tongkatnya demi menghindari kejaran Fir’aun. Subhanallah, laut pun berubah menjadi jalan besar dan membelah menjadi dua untuk dilalui nabi Musa as dengan pengikut-pengikutnya.

Beruntung bagi Musa sial untuk Fir’aun. Ketika firaun dengan bala tentaranya mengejar dari belakang dan ketika mereka sampai di pertengahan laut, dengan kekuasaan Allah air laut pun kembali menjadi satu. Fir’aun bersama pasukannya ditenggelamkan oleh Allah hinga akhirnya tewas semuanya.

“Maka firaun dengan bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka.” (Qs. 20 : 78)

Kolom Komentar

Lebih baru Lebih lama