Riwayat Habib Syech; Masjid adalah Pemilik Berkah Terbaik Tempat Ditempanya Habib Syech Kecil


Habib Syech adalah putra seorang Al Habib Abdulqadir bin Abdurrahman Assegaf. Tokoh alim nan tawadhu’ sebagai Imam Masjid Jami’ Assegaf di Pasar Kliwon Solo.
Habib Abdulqodir Abdurrahman Assegaf  mempunyai 16 putra salah satunya Habib Syech. Profil Habib Syech memulai pendidikannya saat diberikan oleh guru besarnya sekaligus sebagai ayahanda tercintanya. Di saat itulah habib mendalami agama Islam dan akhlak luhur Nabi Muhammad Saw.
Semasa kecil, Habib Syech tidak pernah bermukim di sebuah pondok. Pendidikan Habib Syech lebih terjun ke masyarakat langsung melalui majelis taklim di masjid-masjid terutama Masjid Assegaf, Wiropaten, Pasar Kliwon, Solo.

Habib Syekh

Di situlah Habib kecil seusai Magrib menjelang Isya senantiasa istiqomah mengikuti halaqah keilmuan, belajar al Quran, membaca wirid-wirid bersama ayahanda tercinta. Di masjid Assegaf itu pulalah habib kecil dengan segala pengabdiannya menggunakan umur-umur SD- nya untuk berkhidmad membersihkan masjid, menyapu dan mengepel lantai masjid.
Mengutip dari  wawancara Majalah Langitan, beliau menjelaskan bahwa orang yang paling menginspirasi dalam hidupnya tidak lain adalah ayah dan ibunya sendiri. Ayahnya bukanlah orang yang masyhur, namun ayahnya adalah seseorang yang sangat mencintai masjid.
Bagaimanapun keadaannya, baik sehat maupun dalam kondisi sakit beliau tetap mengimami. “Masjid adalah ‘istriku’ yang pertama,” itulah yang diucapkan dari seorang ayah yang kini putranya menjadi pengemban dakwah akhlak Rosulullah Saw.

Kata-kata itulah yang muncul tulus dari seorang yang sangat mencintai masjid, rumah Allah yang senantiasa digunakan sholat lima waktu. Hingga akhirnya, saat ayahanda Habib Syech menjadi Imam, Allah memberikan kasih sayang dengan mengambil sang ayahanda  saat sujud dalam shalat Jumat terakhir.  Subhanallah, sebuah akhir yang menyejukkan.
Selain dari ayahanda tercintanya, Habib Syech juga mendapat lanjutan pendidikan dari paman beliau Alm. Habib Ahmad bin Abdurrahman Assegaf. Habib Ahmad adalah sosok yang berjasa dalam membangun mental Habib kecil. Pendidikan yang diberikan paman dari Hadramaut tersebut sangat berkesan bagi Habib Syech.

Pasalnya, sewaktu Habib Syech dibimbing Habib Ahmad, Habib Syech selalu dicaci, disalahkan meskipun Habib kecil waktu itu tidak melakukan kesalahan. Dalam pemaparannya, Habib kecil tidak tahu menahu mengenai sikap dari Habib Ahmad dalam membimbingnya. Bahkan, Habib kecil waktu itu hampir tidak kuat.
Ketika Habib kecil menghubungi salah satu teman yang mendampingi kedatangan pamannya ke Indonesia, barulah Habib Kecil menyadari bahwa apa yang dilakukan pamannya Habib Ahmad bin Andurrahman semata-mata hanya sebagai pembelajaran agar kedepannya Habib kecil menjadi sosok yang kuat secara mentalnya, sabar dan teguh dalam pendirian.
Begitulah pendidikan pamannya, perasaan kagum dan cinta kepada Habib kecil digunakan sebagai media pembelajaran akhlak.

Selain itu, pendidikan dan perhatian penuh juga diberikan Habib Syech dari Alm. Al Imam, Al Arifbillah, Al-Habib Muhammad Anis bin Alwiy Al-Habsy seorang Imam Masjid Riyadh dan pemegang magom al Habsyi. Berkat ketulusan, kesabaran dan kebesaran guru-gurunya itulah hingga saat ini Habib Syech masih setia menjalani dakwah mahabbaturrosul.
Seiring waktu berjalan, berkat keistiqomahan serta penyampaian komunikasi dakwah yang sederhana dan mudah dipahami, hingga saat ini terdapat lebih dari ribuan jamaah yang tergabung dalam Majelis Ahbabul Musthofa. Di majelis tersebut jamaah bersama-sama menyelami kisah-kisah rosul dan mengajarkan cinta kepada Allah lewat Rosulullah.
Adapun sholawat rutinan yang diadakan di kediaman Habib Syech berlangsung setiap Rabu Malam dan Sabtu Malam Bakda Isya.


Komunikasi Dakwah Sholawat Habib Syech

Komunikasi dakwah adalah cara penyampaian seorang dai kepada mad’u-nya. Komunikasi dakwah juga merupakan bentuk seruan yang dilakukan oleh komunikator dakwah untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah agar pesan yang disampaikan kepada jamaah dapat dipahami dan diamalkan.
Menarik bila membahas komunikasi dakwah yang disampaikan Habib Syech, Harold D laswell mengungkapkan bahwa terpenuhinya komunikasi secara umum meliputi  who say, what to whom, in what channel, with what effect.
Bila dalam pandangan komunikasi dakwah, maka dapat dikriteriakan secara sederhana meliputi:
  • Who: Habib Syech
  • what to whom: Masyarakat kalangan akar rumput sampai petinggi negara
  • Says what: Sirah Nabi Muhammad dan teladan-teladan akhlak mulia
  • In what channel: Seni Qosidah, shalawat
  • With what effect: Menyelami pribadi Rosulullah, mencintai dan menjadikan idola dalam kehidupan sehari-hari.
Mengenai who, penulis telah menjelaskan secara singkat biografi di atas. Menginjak sasaran dakwah, setiap kali acara diselenggarakan mad’u-nya sangat beragam. Tak heran di setiap pengajiannya selalu ramai mencapai ribuan jamaah di manapun berada. Bukan hanya dari kalangan orang tua, kakek-nenek, muda-mudi hingga anak-anak pun menjadi satu dalam mejelis yang penuh berkah tersebut.
Gaya komunikasi yang hidup melalui sapaan-sapaan kerinduan kepada Rosulullah Saw menambah suasana teduh dalam majelis tersebut.  Dalam penyampaian komunikasinya, Habib Syech menggunakan gaya komunikasi yang sederhana dengan alur yang teratur. Gaya komunikasi itulah yang membuat jamaah betah berjam-jam bahkan tanpa hidangan makanan sekalipun alias malaikatan hehe.



Psikologi Komunikasi Ala Habib Syech

Kita juga bisa belajar mengenai psikologi komunikasi yang dipraktikkan Habib Syech. Komunikasi yang sederhana namun sangat menyentuh bagi para jamaahnya membuat kesan bagi para jamaah pertamanya untuk senantiasa mengikuti Habib Syech bershalawat di mana saja.
Keberhasilan komunikasi tersebut dapat kita lihat dari antusiasme para jamaah yang semakin bertambah, bahkan dalam berbagai kesempatan, tempat majelis selalu penuh dan membludak.
Psikologi komunikasi massa juga terlihat ketika Habib Syech mampu memadukan komunikasi yang mengandung humor, serius hingga keakraban antara habib-habib dengan jamaahnya. Selain itu, Habib Syech dengan ketenangannya dapat membius para jamaahnya tenggelam dalam lautan lantunan sholawat.

Semua menghayati, meresapi dan mendambakan syafaat Rosulullah Saw. Setelah itu Habib Syech juga mengajak bershalawat bersama sehingga jamaah merasa menjadi bagian dari pelantun utama.
Selaku pengemban dakwah, Habib Syech mempunyai sikap yang bijak dalam merespons berbagai isu ummat. Kebijaksanaan tersebut terlihat ketika Habib Syech tidak mudah mengadu domba antar golongan Islam yang lain. Selain itu, tutur bicaranya pun lebih mementingkan persamaan, kelebihan antar kelompok Islam, bukan mengungkit perbedaan. Sikap kebijaksanaan inilah yang seharusnya dijadikan teladan bagi ustadz, kyai dan pengenban dakwah yang lainnya. Dengan sikap kebijaksanaan, seorang pengemban dakwah diharapkan mampu mengayomi segenap ummat dan tak lelah memberikan pencerahan menuju peradaban

Kolom Komentar

Lebih baru Lebih lama