Saat itu
Senin pagi, dan seorang pria akan pergi ke kota untuk mencari pekerjaan yang
lebih layak.
Sebelum berangkat, ia telah berbicara kepada
istrinya tentang apa yang akan ia lakukan. Sepanjang hari ia merasa gugup dan
ragu, apakah ia akan mendapat pekerjaan yang lebih baik lagi dari pekerjaan
yang sedang ia jalani saat ini yaitu bekerja sebagai pengayuh becak. Hingga
akhirnya, di sore hari, ia berhasil diterima kerja di sebuah pabrik elektronik
dengan gaji yang cukup memadai.
Suami yang gembira ini pulang ke rumah dan
mendapati meja makan yang telah ditata dengan indah serta lilin yang menyala.
Ia mencium aroma makanan pesta, dan menduga pasti seseorang di pabrik
elektronik tadi telah menelpon ke rumah dan memberitahu istrinya. Ia pun
mencari istrinya dan mendapatinya di dapur, dengan penuh semangat ia
menceritakan rincian dari kabar gembiranya. Mereka berpelukan dan meloncat
kegirangan.
Di sebelah piringnya, ia menemukan catatan yang
ditulis “Selamat Sayang ! Aku tahu kau akan berhasil hari ini ! Makan malam ini
untuk menunjukkan betapa aku mencintaimu.”
Kemudian dalam perjalanan ke dapur untuk membantu
istrinya menyiapkan makanan penutup, ia melihat sebuah kartu yang lain jatuh
dari kantong istrinya, ia memungut dan membacanya “Jangan khawatir karena tidak
mendapat perkerjaan baru yang lebih layak sayang, bagaimanapun juga kau
sebenarnya pantas mendapatkannya ! Makan malam ini untuk menunjukkan betapa aku
mencintaimu.”
Refleksi Hikmah :
Bagi seorang suami, hal yang terpenting bagi
dirinya ketika dalam menjalani sebuah bahtera keluarga adalah rasa cinta, dan
kasih sayang yang ia dapatkan dari istrinya. Karena setiap hal yang ia lakukan,
pekerjaan yang ia tunaikan, tak lain dan tak bukan hanyalah sebuah pengorbanan
untuk keluarganya, yaitu istri dan anak - anaknya.
Jika anda adalah seorang lelaki yang belum
mempunyai istri, jangan kau butakan kedua matamu hanya untuk melihat seorang
wanita dari sisi kecantikannya saja. Ada banyak wanita cantik di bumi ini. Tak
akan puas seorang lelaki jika mencari wanita berdasar kecantikannya saja.
Manusia akan menjadi tua, dan keelokan paras pun tak lama lagi akan sirna.
Paras bukan sebuah nilai, karena hanya akhlak
mulia sang istri yang bisa membahagiakan seorang suami. Dan cara terbaik untuk
mendapat seorang wanita ber-akhlak mulia adalah dengan menjadikan diri seorang
lelaki sebagai calon suami yang elok perilakunya, sopan santun dalam
perkataannya.
Dikutip dari: http://alkisaah.blogspot.co.id/
----------lampu-islam.blogspot.com ---------
إرسال تعليق